November 11, 2011

MANUSIA DAN PERGERAKAN


Faktor-faktor yang merangsang manusia untuk cenderung bergerak, antara lain:
-          -Bila ada sesuatu yang menyenangkan
-          -Bila ada benda-benda yang di inginkan
-          -Sedikit mempunyai halangan
-          -Adanya tanda atau petunjuk yang jelas dan mengarah
-          -Bila ada sesuatau yang sesuai dan cocok
-          -Bila sesuatu mempunyai kegunaan
-          -Bila sesuatu mempunyai daya tarik
-          -Untuk menuju jalan masuk
-          -Bila ada sesuatu yang berbeda
-          -Untuk mencapai suatu tujuan
-          -Bila ada sesuatu yang menakjubkan dan rasa ingin tahu
-          -Bila menerima sesuatu
-          -Menuju suatu titik yang mempunyai warna dan tekstur terkuat
-          -Bila ada ruang-ruang yang menyenangkan
-          -Bila ada rasa petualangan
-          -Bila ada sesuatu yang indah
-          -Menuju objek atau daerah dan ruang yang cocok dengan hati dan kebutuhannya.

By: Rustam Hakim dan Hardi Utomo

Januari 12, 2011

Macam-macam kebijakan pertanian


1. Kebijakan Harga (Price policy)
Tujuan :
- Mencegah para penjual dan pembeli dari permainan harga.
- Mempengaruhi tingkat & stabilitas harga2 yg diterima        petani dari hasil usaha tani.
a. Kebijakan harga maksimum/atap (ceiling price )
Merupakan harga yang umumnya ditetapkan di bawah harga keseimbangan. Biasanya digunakan untuk mencegah terjadinya inflasi. Kebijakan ini di lain pihak berakibat pada adanya pasar gelap, hal pendistribusian, dan masalah penimbunan barang.
b. Kebijakan Harga Dasar (Bottom Price)
            Merupakan harga yang ditentukan di atas harga titik keseimbangan. Biasanya digunakan untuk menunjang harga hasil pertanian dan pendapatan.
            Di sisi lain harga dasar mengakibatkan hasil pertanian yang ada disimpan, atau dikeluarkan secara besar-besaran, dan mungkin juga dijual di pasar-pasar yang tidak kompetitif à Keuntungan berlebih.
2. Kebijakan pemasaran (marketing policy)
Tujuan : agar pemasaran baik lokal maupun ekspor efisien.
3. Kebijakan input (input policy)
Tujuan : mempengaruhi harga2 & sistem pembelian input2 variabel yg digunakan dalam usaha tani. Contoh ; subsidi pupuk.
4. Kebijakan kredit (credit policy)
            Berhubungan dengan perolehan modal kerja untuk membeli input2 variabel yg digunakan dalam usaha tani.
5. Kebijakan mekanisasi (mechanisation policy)
Tujuan : mempengaruhi langkah & arah petani dalam mengadopsi teknologi mekanis / modal tetap usaha tani.
6. Kebijakan land reform
Tujuan : merubah distribusi kepemilikan / kondisi2 yg berhubungan dengan tanah sebagai sumber daya usaha tani.
7. Kebijakan penelitian (research policy)
            Berkaitan dengan penggalian & penyebaran teknologi baru yg dirancang u/ meningkatkan produktivitas sumber daya dalam usaha tani.
8. Kebijakan pengairan (irrigation policy)
            Berkaitan dengan perolehan air sebagai sumber daya dalam usaha tani.

Teori Warna

Dalam teori warna antara lain kita mengenal adanya dua macam sistem yang umumnya digunakan dalam pelaksanaan menyusun warna yaitu Prang color system dan Munsell color system.
Menurut teori Prang, secara psikologi warna dapat dibagi 3 dimensi, yaitu :
• Hue : semacam temperamen mengenai panas/dinginnya suatu warna
• Value : mengenai gelap terangnya warna
• Intensity : mengenai cerah dan redupnya warna

Selanjutnya Prang juga membagi adanya kelas warna yaitu :
• Primary
Merupakan warna utama/pokok yaitu merah, kuning dan biru
• Binary
Yaitu warna kedua dan yang terjadi dari gabungan antara dua warna primary. Warna tersebut ialah merah+biru=violet, merah+kuning=oranye, biru+kuning=hijau
• Warna antara (intermedian)
Warna ini adalah warna campuran dari warna primary dan binary, misalnya merah dicampur hijau menjadi merah hijau.
• Tertiary (warna ketiga)
Merupakan warna-warna campuran dari warna binary. Misalkan violet dicampur dengan hijau dan sebagainya,
• Quanternary
Adalah warna campuran dari dua warna tertiary. Misalnya semacam hijau violet dicampur dengan oranye hijau, oranye violet dicampur dengan oranye hijau, hijau oranye dicampur dengan violet oranye.

Sedangkan menurut Munsell, satu warna ditentukan oleh 3 komponen yaitu :
• Hue : menyatakan kualitas warna atau intensitas panjang gelombang
• Value : kesan kemudahan warna
• Chroma : penyimpangan terhadap warna putih atau kejenuhan warna

Selain itu kita juga mengenal adanya percampuran antara warna murni dengan warna kutub yang disebut dengan :
Tint : warna murni dicampur dengan warna putih sehingga terjadi warna muda
Shade : warna murni dicampur dengan hitam sehingga terjadi warna tua
Tone: warna murni dicampur dengan warna abu-abu (percampuran putih dan hitam) sehingga terjadi warna tanggung.

Warna tint,shade,dan tone warna warni pastel.

Januari 11, 2011

Fungsi Ruang Terbuka

1) Fungsi sosial
Fungsi sosial dari ruang terbuka antara lain :
a) Tempat bermain dan olahraga
b) Tempat komunikasi sosial
c) Tempat untuk mendapatkan udara segar
d) Sarana penghubung antara satu tempatdengan tempat lainnya
e) Pembatas diantara massa bangunan

2) Fungsi ekologis
Fungsi ekologis dari ruang terbuka :
a) Penyegaran udara , mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro
b) Penyerap air hujan
c) Pengendali banjir dan pengatur tata air
d) Memelihara okosisten tertentu dan perlindungan plasma nutfah
e) Pelembut arsitektur bangunan
f) Sirkulasi udara dalam kota

GMO

GMO (Genetically Modified Organism) merupakan makhluk hidup yang direkayasa secara genetika. GMO merupakan makhluk hidup yang materi genetiknya telah dibuat atau dimodifikasi, dirancang ulang atau dibangun kembali sehingga sifat-sifatnya bisa berubah atau makhluk hidup tersebut dapat memiliki kemampuan baru.
Makhluk hidup yang direkayasa dapat berupa tumbuhan, hewan, jamur, virus, bahkan manusia. Rekayasa genetika juga sering disebut teknologi rekombinasi DNA dan berkembang sejak sekitar 20-30 tahun yang lalu, merupakan teknik yang menggabungkan gen satu makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya melalui perantara tangan manusia
Produk GMO meliputi: obat-obatan (alat diagnosis dan obat-obatan seperti insulin), tanaman (tumbuhan yang tahan hama dan herbisida), enzim untuk produksi makanan, bahan bakar dan pelarut.
Bahaya GMO bagi pertanian
- Hasil panen lebih sedikit
- Biaya produksi lebih mahal
- Peningkatan penggunaan bahan kimia
- Kontrak untuk hak paten GMO
- Kehilangan varietas tanaman lokal
- Membuat pertanian monokultur tidak berkesinambungan
- Kehilangan bakteri Bt (Bacillus Thuringiensis) untuk pertanian organik
- Tidak cukupnya tanah untuk menghindari kekebalan hama
- Hama menjadi resisten karena terus disemprot, selanjutnya hama menjadi kebal
Bahaya GMO bagi lingkungan
1. Polusi genetika
Angin, hujan, burung, lebah dan serangga yang mengantarkan perkawinan antara bunga jantan dan bunga betina tanaman sangat berperan dalam polusi genetika. Namun hal ini hanya bisa terjadi bila tanaman GMO ada di sekitar tanaman lain yang bukan GMO. Medium-medium inilah yang membawa persilangan-persilangan baru tanaman dan menambah pencemaran GMO.
2. Pengaruh buruk bagi ekologi tanah
Penelitian membuktikan bahwa tanaman GMO yang disilangkan dengan bakteri Bt dapat mempengaruhi mikroorganisme yang berguna bagi tanah. Hal ini dapat terjadi karena tanaman GMO dapat mentransfer gen pada mikroorganisme yang hidup di tanah sekitarnya, lalu hal ini mengubah dan dapat mempengaruhi kesuburan tanah, juga ekologinya.
3. Rumput super
Tanaman GMO tahan herbisida dapat mentransfer gen mereka dan dapat mempengaruhi tanaman rumput sekitar sehingga rumput-rumput sekitar dapat tahan terhadap herbisida pula. Kemudian karena sifat tahan herbisida ini adalah silangan dari tanaman GMO dan rumput baru, maka rumput ini akan tahan pula terhadap herbisida yang sudah ada.
4. Hama super
Karena siklus hidup mereka yang pendek, hama serangga dapat kebal terhadap pestisida/insektisida tertentu. Dalam jangka waktu yang pendek pula.
5. Tanaman virus baru dan lebih banyak lagi tanaman sejenis
Ada studi yang mempelajari bahwa tanaman GMO tahan virus dapat menyebabkan virus-virus bermutasi menjadi jenis virus yang lebih mematikan lagi.
6. Berpengaruh buruk terhadap serangga dan binatang yang bukan target GMO
7. Kehilangan keanekaragaman hayati
8. Peggusuran varietas lokal
Bahaya GMO bagi kesehatan
1. Bahan berbahaya dan racun
Pada tahun 1989 sebuah merk pangan GMO yang merupakan suplemen diet membunuh 37 orang penduduk Amerika Serikat dan melukai lebih dari 5000 lainnya. Pada tahun 1999, penelitian yang dipimpin oleh Dr. Arpad Pusztai menemukan bahwa kentang GMO yang disilang dari gen tanaman snowdrop dan virus mosaik yang biasa ditemukan pada kol ternyata sangat mematikan jika dimakan manusia.
2. Resiko penyakit kanker yang meningkat
Di Amerika Serikat MONSANTO manjual pangan GMO yang bernama Recombinant Bovine Growth Hormone (rGBH). rGBH ini merupakan sebuah hormon yang disuntikkan pada sapi peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi susu. Pada akhirnya, susu dan produk industri yang dihasilkan dari sapi yang sudah disuntik hormon GMO ini dapat meningkatkan resiko kemungkinan terserang kanker payudara bagi wanita, kanker prostat bagi pria dan juga kanker usus.
3. Alergi terhadap makanan
Memakan makanan yang mengandung protein asing, terutama protein yang berasal dari persilangan gen (terkandung dalam pangan GMO) dapat mengakibatkan alergi makanan pada orang yang mengkonsumsinya.
4. Kerusakan pada kualitas makanan dan nutrisinya
Pangan GMO memiliki kualitas dan nutrisi yang lebih rendah daripada produk pangan biasa, terutama organik. Kekalahan GMO ini telah diteliti oleh Dr. Pusztai. Konsentrasi zat-zat yang berguna untuk melindungi tubuh manusia dari kanker tidak ditemukan dalam produk pangan GMO.
5. Kekebalan terhadap antibiotik
Saat produk pangan GMO dibuat, seringkali ada proses dimana ada rantai yang menghubungkannya pada gen-gen tertentu yang disebut Gen Penanda Kebal Antibiotik. Gen ini membantu menentukan jika gen telah sukses disilangkan dengan tanaman inang yang akan dikembangkan. Beberapa peneliti memperingatkan bahwa gen-gen ini dapat terkombinasi tidak seperti yang kita harapkan. Gen-gen ini lalu bergabung dengan bakteri atau mikroba yang merupakan penyebab penyakit di lingkungan atau dalam tubuh konsumen pangan GMO.
6. Peningkatan residu pestisida
Hal ini dapat dipahami dengan keberadaan varietas tanaman GMO yang semakin tahan terhadap herbisida dan pestisida, bermunculan penyakit tanaman yang disebabkan oleh virus-virus baru atau bakteri-bakteri baru yang lebih ganas lagi. Sehingga diciptakan herbisida dan pestisida yang lebih ampuh tentu saja dengan bahan-bahan yang sangat berbahaya. Di kalangan petani sendiri, penggunaan herbisida dan pestisida sendiri menjadi berlebihan.

efek